Kamis, 09 Februari 2012

Sahabat Sejati


Sahabat sejati.

Nah, kalo denger kata-kata ini. Apa yang ada di pikiran kamu???
satu sosok yang baik kah?
satu sosok yang sempurnakah?
satu sosok yang tak pernah bersalah padamu kah?
satu sosok yang selalu ada untuk mu kah?
satu sosok yang terima kamu apa adanya kah?

Hmm, jika ada salah satu jawaban di atas ya, maka saya butuh untuk bertemu dengan orang seperti itu.

Persahabatan,
tak akan berwarna tanpa pertengkaran
tak akan hidup tanpa perbedaan
tak akan hangat tanpa emosian
tak akan semangat tanpa ambisian
dan tak akan semarak tanpa perselisihan

Persahabatan,
akan hambar bila hanya ada kata 'ya' dan 'ya'
akan sepi bila hanya berdiaman
akan beku tanpa permasalahan
akan hilang tanpa perdebatan

Konon katanya, sahabat itu adalah orang ada di saat kau butuh, tak pernah mengecewakanmu, selalu mendukungmu di saat kau jatuh, membelamu saat kau kesusahan, dan rela berkorban apapun demi kebahagiaan mu. Dan saya sangat tak setuju dengan ungkapan-ungkapan seperti itu. Kalau ada orang yang sesempurna itu, entahlah. Saya tak pernah mempercayai semua omong kosong seperti itu.

Seorang sahabat itu juga manusia. Dia punya kehidupan dan urusan sendiri, jadi tak mungkin akan selalu ada di setiap saat kita butuhkan.
Seorang sahabat itu juga manusia. Terkadang tak luput dari salah dan dosa, jadi tak mungkin tak akan pernah mengecewakanmu dalam bentuk apapun.
Seorang sahabat itu juga manusia. Punya pikiran dan bisa memilih, jadi tak mungkin akan membelamu tanpa melihat kenapa kau kesusahan terlebih dahulu.
Dan seorang sahabat itu memang manusia. Punya ego dan keinginan juga, jadi tak mungkin akan mengorbankan apapun demi kebahagiaan mu.

Ya, seorang sahabat memang manusia. Dan sahabatnya pun adalah manusia juga. Jadi, tak mungkin selalu sempurna.

Sahabat-sahabat yang pernah singgah dikehidupan saya.
  • Seorang perempuan. Kami sudah saling mengenal sejak kelas satu SMP. Punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Punya ego dan keinginan serta kebebasan juga. Setiap saya minta tolong, dia tak akan selalu ada. Terkadang beberapa keinginan saya dia tolak tanpa alasan. Awalnya agak merasa kecewa, padahal saya sangat berharap dia akan membantu. Beberapa saat dalam rentang persahabatan kami dibatasi oleh tembok yang kian hari kian kokoh. Dan, kedewasaan lah yang menjawab semuanya. Tak semua orang yang menolak tanpa alasan pantas disalahkan. Terkadang mereka hanya tak mau mengungkapkan alasannya. Dan, tugas sahabatlah yang harus memahami kondisi sahabatnya pada saat itu. Begitu juga saya, kadang ada hal yang tak bisa saya lakukan untuknya. Dan, selanjutnya semua itu tergantung kami sendiri. Sedikit demi sedikit, kami pun mulai membangun pengertian dan saya baru menyadari kalau dia memang 'sahabat' saya. Cuma satu orang yang pernah menyapu air mata saya saat saya menangis, yaitu dia. Putri :)
  • Seorang laki-laki. Sosok yang selalu diidam-idamkan kebanyakan wanita di sekitar saya. Kami sudah satu sekolahan sejak SD, cuma saya tak pernah menyapanya ataupun sebaliknya. Saat SMA, barulah kesempatan itu ada. Saya, putri, dan laki-laki ini bersahabat. Ketika kami berkumpul, terkadang banyak gangguan yang menghadang. Beberapa teman wanita yang menggodanya lah, beberapa aparat organisasi yang dikepalainya lah (laki-laki ini sangat aktif di organisasi-Ketua), dan kebaikannya dalam menolong orang lain yang membuat dia sementara waktu menjauhi kami lah. Ya, persahabatan kami bertiga tak terlalu buruk. Namun, kami lah yang tau bagaimana dan sedalam apa persahabatan itu sendiri. Saat satu kesulitan, yang lain menolong  dengan senang hati. Ketika yang lain tak peduli, laki-laki itu datang dengan membawa semangat juangnya. Suatu hari Putri kecelakaan, saya sangat kaget mendengar hal itu. Langsung saya berlari menuju rumah sakit tanpa mempedulikan lagi beberapa tatapan yang mungkin menangkap kejanggalan dari sikap saya. Tapi saya tak peduli, cuma satu yang membebani pikiran saya, 'bagaimana keadaan putri?'. Air mata saya tak sanggup ditahan lagi, isakan Putri yang membahana di telpon barusan membuat saya gemetar. Namun, dari kegemetaran itulah saya memabangun kekuatan agar bisa menjadi sahabat yang baik baginya. Tapi, saya tak bisa melakukan banyak hal. Saya cuma memeluk tubuhnya yang gemetaran sepanjang malam itu. Dan, datanglah sosok laki-laki ini. Menyempatkan diri menemui kami dengan wajah lesunya yang berusaha ditegarkan. Saya sangat paham akan kesibukannya akhir-akhir ini. Tapi, sikapnya yang menyelesaikan masalah demi masalah saat itu membuat decak kagum saya kembali terlontar. Mulai masalah dengan pihak keluarga yang terkait kecelakaan, sampai dengan aministrasi, semua ditanggung olehnya. Dengan logat minang yang dipaksakan-dia hanya bisa berbahasa Indonesia-, saya melihatnya berunding dengan pihak keluarga yang mengalami kecelakaan itu.Hmm, desiran akan kehadiran sahabat lainnya segera menjalari relung saya. Thanks for being my friend, Qed. Ari :)
  • Perempuan tegar, tepat waktu, tanpa basa-basi. Saya suka gayanya. Dari dia, saya banyak belajar banyak hal, apalagi semenjak kedekatan kami karena berada di departemen yang sama pada suatu organisasi. Keuletannya, kesetiakawanannya, tanggung jawabnya. Saya sangat menghargai dan salut pada semua itu. Saat saya butuh, dia tak slalu ada dan terkesan tak peduli. Ah, mungkin saja kali itu saya memang minta tolong pada waktu yang tepat. Namun, dikesempatan lain, tak usah diuraikan satu per satu. Dia selalu dengan senang hati tanpa pamrih membantu saya. Teman sekaligus motifator ke arah kedisiplinan. Teman yang sekarang satu kos dengan saya. Fani :)
  • Seorang wanita. Saya baru mengenalnya tiga tahunan ini-sejak kuliah. Dan baru dekat dengannya sejak tahun kedua. beberapa saat kami memang bagai amplop dan perangko. Kemana-mana pun selalu bersama. Makan bareng, kuliah bareng, main bareng, dll. Tapi, beberapa saat, adakalanya saat saya ajak bersama dia menolaknya. Bukan tanpa alasan. Saya lihat saat itu dia bersama teman yang lain. Agak merasa kecewa dan disepelekan sih waktu itu. Namun, kedewasaan saya cepat mengambil alih pemikiran yang mulai bercabang tak tentu arah tersebut. Ya, kali aja dia sudah berjanji dengan teman yang lain tersebut sehingga tak mungkin juga dia membatalkan janjinya. Oke, saya harus terima. Bukan suatu hal yang buruk juga jika sahabatmu dekat dengan orang lain. Namun, saat dia tak ada urusan apa-apa. Dan saat saya minta tolong pada sahabat yang lain(waktu itu Fani) tapi kebetulan mereka tak bisa. Tiba-tiba wanita itu datang entah dari mana dan menawarkan bantuan tak terduga. Ya, sangat penolong sekali bila saya berada di dalam kesulitan dan tepat pula dia tak ada urusan. Hah, dengan apa aku balas kebaikan mu, Friend? Nisa :)
Ah, mungkin hanya segelintir ini dulu yang dapat saya tuliskan. Kalau mau menyebutkan kebaikan mereka satu-persatu rasanya saya tak kuasa. Mungkin halaman blog ini pun tak cukup untuk menampungnya. Hehe.

Banyak hal yang saya tangkap dari persahabatan
saling pengertian
saling berbagi
saling bersabar
saling mengoreksi
dan saling saling saling lainnya.

Banyak orang lain yang hanya mengambil keuntungan dari sebuah hubungan. Tapi, keempat orang di atas cukup spesial. Hehe. Cuma mengambil sampel, sahabat saya sih tak cuma mereka. Saya masih punya banyak orang yang seperti itu. Saya mau semua orang jadi sahabat saya, dan saya mau jadi sahabat semua orang. Pasti akan sangat menyenangkan.

Kurang lebihm persahabatan itu seperti ini,


Little Galz

0 komentar:

Posting Komentar