Selasa, 04 Desember 2012

Bolos atau Kuliah, mana yang lebih baik?


Bila orang dimintai jawaban atas pertanyaan tersebut, maka akan timbul banyak argumen yang masing-masingnya mengatakan lebih baik kuliah dari pada bolos, ataupun sebaliknya. Saya yakin, pilihan tersebut bukannya muncul tanpa alasan. Sulit memang memutuskan perkara antara keduanya. Jadi, setiap orang pasti punya alasan yang sangat bagus untuk pilihan jawaban yang diambil.

Begitu pula dengan kecamukan di kepala saya yang terjadi beberapa menit lalu. Pagi ini, saya bangun terlambat. Pukul 6 bukan waktu yang bagus untuk memulai aktivitas, harusnya saya bisa lebih awal menghadapi dunia. Setelah di cek kembali, ternyata banyak hal yang saya targetkan akan selesai kemarin namun akhirnya blom menghasilkan apa-apa saat saya terbangun. Seperti saya yang ingin menyelesaikan belajar tenses, saya yang menargetkan memahami 3 surah pendek alqur'an, saya yang membuat 1 ringkasan tentang pelajaran dll. Ditambah dengan perut yang tiba-tiba mules, maka lengkaplah semua duka cita saya pagi ini.


Langsung saya memutar otak. Apa yang harus saya lakukan sekarang? Apakah tetap berusaha pergi kuliah dengan mengabaikan semua kendala? Atau mengatasi semua kendala tapi saya tidak masuk kuliah?

Mungkin sebagian orang akan tersenyum miring melihat dua pilihan bodoh yang saya buat tersebut. Tapi percayalah, saya yakin 2 hal tersebut sama-sama bernilai positif.


Analisa kasus :
Case 1.
Kuliah lebih baik dari bolos
Ya iyalah kuliah itu lebih baik dari pada bolos. Kuliah itu merupakan hak kita. Susah payah orang tua membanting tulang membiayai pendidikan perkuliahan kita yang tidak murah, masa mau disia-siakan? Padahal kalau kita menelusuri lagi, banyak di antara saudara kita yang masih tidak bisa kuliah karena keterbatasan biaya. Disamping itu, kita akan mendapat ilmu yang berguna dan dapat juga bersosialisasi dengan teman-teman dari pada hanya berdiam diri di kos-an yang sangat muram. Apalagi kalau dosen yang  mengajar sangat asik, ah, rasanya mau nangis darah menyesali tidak ikut kuliah beliau.

Case 2.
Bolos lebih baik dari kuliah
Nah, ini juga tidak dapat disalahkan. Coba kita tilik dari segi laba-rugi sistem perekonomian. Bila kita mempunyai urusan lain yang lebih penting dikerjakan dari pada kuliah, atau kita mau belajar sendiri saja tentang materi kuliah yang diajarkan hari ini, atau yang paling menggenaskannya adalah duduk manis dibangku kuliah belajar dengan dosen A ternyata lebih 'wasting time' dari pada kita belajar sendiri dengan buku. Ditambah dengan kondisi diare yang setiap saat butuh wc. Arggghhh, skip. Apakah kamu akan merangkak-rangkak bela-bela in pergi kuliah atau stay at home n semua pekerjaan akan selesai serta kamu juga nyaman?

Nah, setelah mengalkulasi laba rugi dari bolos atau masuk kuliah. Berperang dengan batin sendiri dan meyakinkan diri bahwa saya tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan orang tua, akhirnya saya memutuskan untuk tidak masuk. Haishhh.

Case closed!

0 komentar:

Posting Komentar